Monday, October 17, 2016

Next Step!

Entah dimana memulainya, kisah yang tak pernah kita bayangkan. 
Rasa yang kita alami, hari yang kita lalui, apakah "terlalu indah dikenang" bisa menggambarkan betapa disini saya bahagia melewati semua denganmu.

Banyak cerita dimana Tuhan terus memimpin hubungan ini, yang kita tahu hanya saling mendoakan satu dengan lainnya.
Kisah kita tidak dimulai dengan hang out bersama, atau berjalan mengitari pantai dengan menikmati udara malam. 

Kisah kita bukanlah romansa muda-mudi yang menghabiskan omong kosong bersama. Namun kisah kita dimulai dengan dua pribadi yang selalu sepakat membawa perasaan ini kepada Tuhan, dalam doa sebelum fajar memantulkan sang bayangan.

Memang kisah ini tak selalu indah.
Banyak perbedaan dan sifat mementingkan diri yang masih tak dapat dilepaskan oleh pribadi yang penuh dosa, dan membawa kita kepada keterpisahan.

Namun kenyataan berkata lain.
Ada saja cara Tuhan menyatakan kuasa-Nya. Terpisah oleh jarak, namun dipersatukan oleh waktu.
Kita bersama menjalani berbagai cerita. Menyadari kekurangan dan belajar untuk menerima.

Saya bukanlah pujangga terbaik untuk dipertahankan.
Mengingat banyak kesalahan dan tindakan penuh keegoisan yang menyakiti hati sang pujaan. Namun satu hal yang disadari, diri ini takkan pernah menjadi lebih baik, seperti adam yang akan selalu merasa kesepian tanpa kehadiran hawa. Dan sampai saat ini, hati ini masih meyakini kaulah tulang rusukku.


Melewati tahun bersama dalam menggapai angan dan cita,

Dalam setiap pelayan dan kebersamaan menikmati setiap senyuman yang menjadi hadiah terindah yang kumiliki. Menyadari takkan ada kebahagiaan yang begitu indah dapat menggantikannya.
























Demikian hawa diciptakan untuk memenuhi tugas Sang Pencipta. Dia menyadari adam harus memiliki pendamping yang sepadan untuk dapat menemaninya menyelesaikan segala tugas dan tanggung jawab yang diberikan.

Demikian juga Tuhan menjaga kisah ini. Menjalankan segala kehendak-Nya dan menikmati segala berkat yang diberikan.

Bersama kita meyakini Dia tahu waktunya. Dia menyediakan segala sesuatu indah pada waktunya.













Sekarang...
Disini saya sendiri, menunggu pandangan Sang Pencipta, menunggu waktu Sang Kuasa. Melihat sampai dimanakah saya mampu mengerjakan segala kehendak-Nya tanpa seorang penolong yang sepadan?

Saya meyakini, Dia lebih mengetahui yang terbaik dalam setiap rancangan kehidupan ini.




Namun......





















Sambil menantikan semuanya itu, salahkah jika diri ini mencoba bertanya, memuaskan hasrat dengan pembuktian dari hati sang pujaan.
Sebelum tiba waktu itu, mencoba memastikan apakah pribadi ini layak mendampingimu?
Dalam segala kekurangan dan kelemahan, dengan segala tingkah kekanakan yang sering menyakiti hati sang pujaan. Mencoba mencari kepastian akan jalan yang akan kita lalui di kemudian hari.

Sebelum waktu menjawab untuk mencoba memohon ijin terhadap pribadi yang merawat dirimu yang adalah titipan Sang Pencipta, memohon ijin menggantikan posisi mereka untuk menjaga dan menuntun perjalanan ini kepada kekekalan.

Dapatkah diri ini mencoba mendapatkan sebuah jawaban akan kepastian

"Will you marry me?"